Setiap tahun, ribuan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memasuki dunia kerja dengan harapan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang yang mereka pelajari. Namun, data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK masih cukup tinggi, mencapai 9,42%. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA, yang seharusnya memiliki keunggulan dalam keterampilan praktis.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa lulusan SMK, yang dididik untuk siap kerja, justru mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan? Kurangnya keterampilan yang relevan dengan industri sering kali disebut sebagai salah satu penyebab utama. Namun, di balik itu, ada berbagai faktor lain yang turut memengaruhi tingginya angka pengangguran di kalangan mereka.

Artikel ini akan membahas beberapa alasan utama yang menyebabkan banyak lulusan SMK masih menganggur serta bagaimana tantangan ini dapat diatasi agar pendidikan vokasi benar-benar bisa menjadi solusi bagi ketenagakerjaan di Indonesia.

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment