Kebahagiaan adalah pada kebebasan menjalani apa yang disukai. Ketika kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai tentunya kita akan merasakan keterpaksaan. Akibatnya kita tidak bisa merasakan kebahagiaan. 

Konsep Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah pada kebebasan menjalani apa yang disukai. Ketika kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai tentunya kita akan merasakan keterpaksaan. Akibatnya kita tidak bisa merasakan kebahagiaan. 

Jadi benar sekali jika kebebasan identik dengan kebahagiaan. Bebas melakukan hal-hal yang disukai merupakan salah satu kunci utama dalam mendapatkan kebahagiaan. 

Namun di sini yang kita bicarakan adalah kebebasan dalam pengertian yang dibatasi oleh hak bebas orang lain. Karena bagaimanapun kita sebagai manusia adalah makhluk sosial, tidak mutlak makhluk individu saja. 

Kita hidup di muka bumi ini ini adalah bersama milyaran manusia-manusia yang lain juga. Kita hidup di muka bumi ini tidak sendirian. Oleh karena itu dalam menikmati kebebasan sebagai makhluk individu pun ada pembatasan yakni berupa tidak mengganggu kebebasan orang lain. 

Dalam bahasan kita kali ini kita tidak akan membahas melebar kemana-mana memaknai arti dari pada kebebasan. Tetapi disini yang kita maksud dengan kebebasan adalah kebebasan dalam berekspresi menentukan jalan pengabdian kita di dunia ini.

Tentu maksudnya bukan mengabdi kepada yang Maha Kuasa, tetapi dalam pengertian mengabdikan keahlian kita kepada masyarakat. Lebih spesifik lagi adalah keahlian yang membawa pemasukan income untuk diri kita. 

Bagaimana Bahagia ?

Sering kita dapati ucapan-ucapan di masyarakat yang mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dengan pekerjaan yang dilakukan selama ini. Sebuah pekerjaan yang rutin setiap hari selama bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun tetapi masih disesali karena tidak merasa bahagia dengan hal tersebut. 

Maka untuk bahagia yang terbaik adalah tentu saja mendapatkan pekerjaan atau profesi yang sesuai dengan passion. Dengan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan passion, insyaAllah orang akan lebih berbahagia dalam bekerja. Sehingga dari sana dia akan mendapatkan selain uang juga spirit bahagia tentunya. 

Selain mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion, cara berbahagia yang lain adalah dengan bersyukur. Artinya dengan pekerjaan apapun yang didapat maka hati harus tetap bersyukur. Ini juga merupakan salah satu kunci kebahagiaan. 

Kalau sudah mentok tidak bisa menikmati pekerjaan yang dilakukan maka bisa dengan bersabar. Sabar juga merupakan salah satu kunci untuk menikmati kebahagiaan. 

Jadi jika kita tidak bisa keluar dari pekerjaan yang membosankan versi minat dan bakat kita, kita masih bisa bahagia dengan cara menjalankan kedua hal terakhir yakni dengan bersyukur dan bersabar. 

Salah satu trik bisa bersyukur adalah membandingkan apa yang kita punya dengan yang dipunyai oleh orang-orang di bawah kita. 

Namun bagi kita yang belum terjun ke pekerjaan tertentu, atau kita yang merupakan tipikal orang yang berani melompat dari rutinitas menuju tujuan tertentu, maka mencari bidang pekerjaan atau sesuatu yang disukai untuk dijalani merupakan jalan pertama untuk bisa mencapai kebahagiaan. 

Kecocokan dengan yang Disukai adalah Kebahagiaan

Dalam hal ini pendidikan yang dijiwai oleh kecocokan hasrat hati/ minat dan bakat dari siswa merupakan salah satu faktor utama agar suksesnya pendidikan.

Karena dengan pendidikan yang sesuai dengan hasrat hati/ minat dan bakat, selain merupakan kunci bahagia dari siswa, juga menjadikan siswa bisa menggali potensi dirinya sedalam mungkin di bidang tersebut. 

Ketika seseorang sudah merasa senang dengan apa yang dijalani maka otomatis dia akan dengan senang hati juga memperdalam pengetahuan tentang bidang tersebut. Karena hal itu, lambat laun dia akan menjadi ahli di bidang tersebut. 

Sudah barang tentu bahwa mencetak orang-orang yang ahli di bidangnya merupakan ide terpenting dari sebuah pendidikan. Ini bisa dikatakan merupakan barometer suksesnya pendidikan. 

Oleh karena itu sudah selayaknyalah ketika masih awal-awal pembelajaran (mungkin seusia SMP atau SMA), siswa diarahkan untuk menggali minat dan bakat serta potensi apa sebenarnya yang ada pada diri masing-masing. 

Yang salah itu adalah ketika pembelajaran atau pendidikan distigmakan ke siswa bahwa siswa yang pintar maka carilah bidang yang peminatnya paling tinggi atau grade-nya paling tinggi-tinggi. 

Seperti misalnya seorang anak yang ranking 1-3 di kelasnya maka oleh gurunya atau sistem di masyarakat sekolah tersebut diarahkan agar anak tersebut melanjutkan studi masuk ke sekolah kedokteran misalnya. 

Hal ini adalah karena sekolah Kedokteran adalah sekolah yang memiliki grade tinggi. Maka sudah sewajarnya lah jika anak ranking pinter-pinter di sekolah harus bisa masuk ke Kedokteran karena jurusan Kedokteran adalah jurusan yang bergengsi. 

Atau kalau tidak Kedokteran bisa masuk ke jurusan akuntansi, Teknik Mesin, Teknik Elektro, jurusan penerbangan, dan lain sebagainya yang itu merupakan jurusan bergengsi dan dipandang tinggi di mata masyarakat. 

Jelas cara pandang terhadap pendidikan yang seperti ini adalah salah jika ditinjau dari segi bahwa terpenting dari pendidikan adalah menjalani hal-hal apa yang disukai atau yang sesuai dengan minat dan bakat.

Karena belum tentu anak yang ranking tinggi menyukai Kedokteran. Sayangnya seseorang yang memiliki ranking tinggi ketika memilih minat yang tidak sesuai dengan gengsi maka dia dipandang sinis di masyarakat. Hal ini tidak boleh terjadi. 

Sinisme Penghalang Kebahagiaan

Apalagi jika seseorang yang pintar secara akademis memutuskan untuk tidak ingin melanjutkan ke perkuliahan Tetapi malah ikut kursus memasak misalnya. Jelas akan disinisi di masyarakat. Inilah sistem pendidikan yang sangat tidak adil. 

Oleh karena itu penting bagi kita untuk membekali kekuatan kepribadian pada anak terhadap sinisme yang terjadi di masyarakat. 

Di Syabab Camp, hal ini yakni pembelajaran kekuatan kepribadian dijadikan sebagai salah satu acuan dalam mendidik peserta. 

Bahagiakan dirimu anak-anakku

Pelajaran kepribadian yang tahan banting diimasukkan dalam sugesti masing-masing peserta didik bahwa yang terpenting adalah mengikuti apa kata hati, bukan apa kata orang.

Karena potensi bisa muncul dengan penuh kekuatan hebatnya ketika kita mengikuti apa kata hati, bukan apa kata orang.

Alhamdulillah akhir-akhir ini tidak ada sistem ranking di raport anak sekolah. Kecuali mungkin di sebagian sekolah masih ada.

Tentu saja tujuannya adalah agar siswa nyaman dengan pilihan jurusan yang sesuai dengan kata hati masing-masing, bukan apa yang dianggap bergengsi

Namun saya menilai bahwa pembelajaran tanpa adanya ranking secara mutlak juga bukan sesuatu yang benar 100%. Sistem ranking tetap dibutuhkan agar siswa ada semangat berkompetisi sebagaimana yang disampaikan dalam Al Quran fastabiqul Khoirot, berlomba-lombalah dalam kebaikan. 

Hanya saja sistem perankingan di kategorisasi sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Walaupun hanya pembelajaran yang sebentar, di Syabab Camp kita bercita-cita untuk bisa mengakomodir sistem-sistem pendidikan yang yang baik yang yang membangun karakter dan dan iklim peradaban yang lebih baik.

<< Tanya Lebih Lanjut >>
0895-3536-98866