• Durasi baca: 8 menit

Di era digital saat ini, konten menjadi salah satu alat utama untuk menarik perhatian audiens di berbagai platform media sosial. Namun, tidak semua konten dibuat dengan kejujuran dan keaslian. 

Banyak konten yang dibuat hanya untuk meningkatkan penggunjung dan popularitas secara instan, konten yang direkayasa sedemikian rupa agar tampak natural padahal sebenarnya sudah diatur.

Dimana terkadang hal ini dapat merugikan pihak lain atau pembeli yang merasa tertipu akibat konten produk settingan yang hanya digunakan untuk meningkatkan penjualan tanpa memperlihatkan kondisi asli produk.

Walaupun tidak sepenuhnya salah, konten settingan dapat menimbulkan rasa kecewa dari audiens ketika mereka merasa dibohongi, sehingga dalam jangka panjang, kredibilitas kreator bisa menurun.

Pertanyaannya, bagaimana cara membedakan konten settingan dari konten asli? Dan lebih penting lagi, bagaimana cara membuat konten yang ramai dan banyak pengunjung tanpa perlu settingan?
Artikel ini akan membahas semuanya secara rinci.

Ciri-Ciri Konten yang Dibuat Dengan Settingan

menganalisa tren

Perlu diketahui berikut adalah cara membedakan konten settingan.

Rekayasa yang dibuat terlalu dramatis

Konten settingan sering menampilkan reaksi berlebihan dan tidak alami, Dalam kehidupan nyata, ekspresi manusia terhadap kejadian mendadak biasanya lebih terkendali.

Orang mungkin kaget, tapi tidak semua orang langsung berteriak keras, melompat, atau menangis dramatis. Reaksi seperti ini biasanya dimaksudkan untuk memancing emosi penonton, padahal situasinya telah direkayasa sebelumnya.

Seperti hal nya saat video prank di mana seseorang dikejutkan dan langsung histeris secara berlebihan, padahal dalam kehidupan nyata orang biasanya hanya terkejut sebentar atau sekadar diam beberapa saat.

Mengapa dibuat berlebihan?
Karena reaksi besar memicu emosi penonton lebih kuat, membuat orang ingin share ke orang lain.

Kamera Sudut Banyak dan Sempurna

kamera

Dalam kejadian spontan, biasanya perekaman hanya dari satu sumber misalnya dari HP yang kebetulan memotret.

Justru ketika ada rekaman kamera dari depan, ada kamera dari samping, ada close-up ekspresi wajah, bahkan ada footage dari belakang, hal itu semakin menujukkan bahwa sebuah konten dibuat dengan settingan.

Karena dalam kejadian spontan, tidak mungkin kamera sudah siap di berbagai posisi strategis.

Mengapa penting bagi kreator settingan?
Karena sudut pandang banyak bisa membuat cerita lebih dramatis dan menarik untuk diedit menjadi video pendek yang dinamis.

Keterlibatan Orang yang Sama di Beberapa Video

Banyak kreator memakai figur yang sama untuk berbagai "cerita spontan".

Misalnya orang yang diprank, padahal sebelumnya pernah muncul di video lain dengan peran berbeda. Besar kemungkinan mereka sebenarnya bagian dari tim produksi.

Mengapa mereka gunakan orang yang sama?
Karena lebih mudah mengarahkan aktor yang sudah biasa bekerja sama, dan mereka lebih paham flow cerita settingan.

Kejadian Terlalu Sempurna atau "Kebetulan Banget"

Di dunia nyata, kejadian serba kebetulan bisa dibilang sangat jarang terjadi.

Misalnya, bertemu teman yang sudah 10 tahun hilang kontak di pasar, lalu sambil menangis dipeluk di tengah keramaian, dan semuanya terekam rapi dari awal sampai akhir.

Mengapa dibuat seolah kebetulan?
Karena momen natural terlihat lebih menyentuh dan relatable bagi penonton, sehingga lebih mudah viral.

Dampak Negatif dari Konten Settingan

Walaupun konten settingan seringkali cepat menarik perhatian publik dan bisa menghasilkan views atau followers dalam waktu singkat.

Tetap ada konsekuensi jangka panjang yang serius. Berikut ini adalah beberapa dampak buruknya yang harus dipahami lebih dalam.

Kehilangan Kepercayaan Penonton

Salah satu modal terpenting seorang kreator adalah kepercayaan audiens.
Jika penonton merasa telah dibohongi mereka mungkin akan berhenti mengikuti atau mendukung kreator tersebut.​

Penonton sekarang semakin cerdas dan kritis. Mereka mampu membedakan mana reaksi natural dan mana yang dibuat-buat.

Sekali ketahuan berbohong, bukan hanya konten itu yang kehilangan nilai, tapi semua konten lain dari kreator itu ikut diragukan.

Kehilangan kepercayaan juga bukan hanya membuat jumlah views turun, tapi engagement (seperti likes, komentar, share) ikut anjlok.

Reputasi Adalah Aset Jangka Panjang Bagi Kreator 

Mendapat label sebagai pembuat konten palsu sangat sulit dihapus kreator yang ketahuan membuat konten settingan dan sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik.​

Merek atau brand biasanya menghindari kolaborasi dengan kreator yang reputasinya tercoreng, sehingga peluang endorsement atau kerjasama berkurang drastis.

Etika dan Tanggung Jawab

Membuat konten settingan bisa dianggap tidak etis, terutama jika melibatkan kebohongan atau manipulasi terhadap penonton. Karna penonton bisa merasa dieksploitasi emosinya, dipermainkan perasaannya untuk keuntungan views semata.

Generasi muda yang sering terpapar konten palsu juga bisa membangun ekspektasi yang salah tentang realitas hidup bahwa kehidupan itu selalu penuh drama, kejutan, atau reaksi ekstrem.

Dan yang paling buruk adalah kreator yang terus membuat settingan menormalisasi ketidakjujuran dalam industri kreatif.

Cara Membuat Konten Ramai Tanpa Settingan

membuat konten

Kalau ingin membangun audiens loyal, lebih baik fokus membuat konten yang benar-benar alami dan bernilai. Berikut langkah-langkahnya:

Fokus pada Cerita Nyata

Ceritakan pengalamanmu sendiri, opini yang jujur, atau dokumentasikan perjalananmu melakukan sesuatu. Orang sangat suka keaslian, walaupun ceritanya sederhana.

Konsisten dan Rajin Upload

Konten organik butuh waktu membangun audiens. Konsistensi adalah kunci. Upload sesuai jadwal, minimal 2-3 kali seminggu, karna algoritma platform menyukai kreator yang aktif.

Ikuti Tren dengan Sentuhan Pribadi

Manfaatkan tren populer, tapi beri ciri khas kamu. Misal ada tantangan TikTok viral, kamu ikut tapi menambahkan gaya unik sesuai kepribadianmu.

Bangun Hubungan Emosional

Ajukan pertanyaan di caption, balas komentar, buat konten berdasarkan feedback penonton. Karna audiens ingin merasa "dekat" dengan kreator.

Thumbnail dan Judul yang Jujur

Buat thumbnail dan judul yang menarik, tapi jangan clickbait. Judul yang menipu bisa membuat penonton kecewa dan tidak kembali lagi.

Kesimpulan

Di era digital saat ini, persaingan antar kreator semakin ketat. Untuk mendapatkan perhatian, sebagian kreator tergoda membuat konten settingan yaitu konten yang dikemas seolah-olah alami padahal sebenarnya telah diatur dan direncanakan.

Memang benar, konten seperti ini seringkali mampu mencuri perhatian publik secara instan, menghasilkan view, like, dan share dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Namun, penting untuk memahami bahwa di balik pencapaian cepat tersebut, tersembunyi berbagai risiko serius yang tidak boleh diremehkan.

Konten settingan membawa beberapa dampak negatif yang cukup berat. Pertama, ada kehilangan kepercayaan penonton.

Audiens saat ini jauh lebih kritis daripada dulu mereka bisa merasakan ketidakotentikan dalam sebuah konten.

Ketika kepercayaan itu hilang, bukan hanya konten tertentu yang terkena dampak, tetapi seluruh perjalanan karier kreator bisa terpengaruh.

Penonton yang merasa tertipu cenderung berhenti mendukung kreator tersebut, bahkan menyebarkan reputasi buruk kepada orang lain.

Kedua, konten settingan dapat merusak reputasi kreator dalam jangka panjang. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap hanya karena satu kasus kebohongan yang terbongkar.

Reputasi yang rusak akan sulit dipulihkan, dan imbasnya tidak hanya terjadi pada hubungan kreator dengan audiens, tetapi juga dengan mitra bisnis, sponsor, dan perusahaan besar yang sangat mempertimbangkan integritas saat memilih rekan kerja.

Ketiga, dari sisi moral, membuat konten settingan berarti mengabaikan etika dan tanggung jawab sosial. Kreator sejatinya bukan hanya pembuat hiburan, tetapi juga sosok yang memiliki pengaruh.

Apa yang mereka tampilkan bisa membentuk pola pikir, nilai, dan perilaku penontonnya. Konten settingan berpotensi memperkuat budaya manipulasi, mendorong penonton terutama generasi muda untuk percaya bahwa kebohongan atau dramatisasi adalah hal biasa demi popularitas.

Ingat, dalam dunia kreatif, kepercayaan adalah mata uang yang paling berharga. Sekali hilang, butuh waktu lama bahkan mungkin tidak pernah bisa sepenuhnya dikembalikan.

Menjadi kreator bukan hanya soal seberapa cepat mendapatkan popularitas, melainkan juga tentang seberapa kuat kamu bisa membangun hubungan dengan audiens berdasarkan integritas dan konsistensi.

Akhirnya, pilihan ada di tangan setiap kreator mengejar perhatian sesaat dengan risiko kehilangan semuanya, atau perlahan meniti jalan kepercayaan yang membawa pada kesuksesan abadi.

Konten asli mungkin butuh waktu untuk dikenal luas, tapi saat itu terjadi, fondasinya jauh lebih kokoh daripada konten settingan yang hanya bersifat sementara.

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment