• Durasi waktu baca karya: 30 menit

BPS: Lulusan SMK Berkontribusi 9,42% terhadap Total Pengangguran di Indonesia

Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kembali mendominasi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2022, TPT lulusan SMK tercatat sebesar 9,42% dari keseluruhan angkatan kerja. Persentase ini lebih besar dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan lainnya. (Sumber)

<< Kontak Syabab Camp >>
0895-3536-98866

Statistik Pengangguran di Indonesia

Secara keseluruhan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 5,86%, atau sekitar 8,42 juta orang dari total angkatan kerja sebanyak 143,72 juta orang. Dari angka tersebut, lulusan SMK merupakan penyumbang terbesar, disusul oleh lulusan SMA dengan 8,57%, SMP sebesar 5,95%, serta lulusan Diploma IV, S1, S2, dan S3 yang berkontribusi sebesar 4,80%. Sementara itu, lulusan Diploma I/II/III mencatatkan TPT sebesar 4,59%, sedangkan lulusan SD ke bawah memiliki tingkat pengangguran terendah dengan 3,59%. (sumber)

Dilihat dari jenjang pendidikan, tingkat pengangguran pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 2022 merupakan yang tertinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya. Data BPS menunjukkan bahwa pengangguran lulusan SMK sebanyak 9,42 persen, lebih banyak dibanding SMA (8,57 persen). (sumber)

Namun, angka pengangguran pada lulusan SMK pada tahun lalu menunjukkan penurunan. Bahkan, tingkat pengangguran pada lulusan SMK pada tahun lalu berhasil turun di bawah 10 persen, setelah lima tahun sebelumnya selalu berada di atas 10 persen.

Data

(Sumber data)

Di sisi lain, tingkat pengangguran kalangan berpendidikan lebih rendah, lulusan SD maupun SMP atau tidak lulus SD, justru lebih rendah seperti tampak pada visualisasi di atas. Namun, visualisasi di bawah menunjukkan bahwa tidak lantas kondisi pekerja dua golongan itu lebih baik.

Berdasarkan data BPS yang terangkum dalam laporan Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2022, rasio pekerja bebas atau juga dikenal sebagai pekerja informal pada dua golongan tersebut relatif lebih tinggi dibanding golongan berpendidikan lebih tinggi. Proporsi pekerja informal pada golongan tidak/belum pernah sekolah/belum tamat & tamatan SD mencapai 3,59 persen, sedangkan pada golongan lulusan SMP mencapai 5,95 persen.

BPS mendefinisikan pekerja bebas sebagai pekerja yang tidak memiliki majikan tetap atau memiliki majikan lebih dari satu dalam sebulan. Upah yang diterima berupa uang atau barang dengan sistem pembayaran harian atau borongan. Tidak seperti pekerja formal, pekerja informal jarang atau bahkan tidak memiliki jaminan hari tua maupun perlindungan jaminan sosial dari tempatnya bekerja. Secara upah rata-rata pun pekerja informal mendapatkan bayaran lebih rendah dibandingkan pekerja formal.

Tiga Jurusan SMK Penyumbang Pengangguran Tertinggi

Menurut data terbaru (sumber), tiga jurusan SMK yang berkontribusi besar terhadap angka pengangguran adalah Teknik Otomotif, Teknik Komputer dan Informatika, serta Teknik Mesin. Hal ini diungkapkan oleh Ali Said dalam acara Bincang Santai dengan Media terkait Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2024 di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta.

"Jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi adalah Teknik Otomotif, Teknik Komputer dan Informatika, serta Teknik Mesin. Ketiga jurusan ini memiliki banyak peminat, namun persaingan di dunia kerja juga sangat ketat," ujar Ali.

Ali juga menyoroti bahwa lulusan SMK sering kali harus bersaing dengan lulusan perguruan tinggi dalam mencari pekerjaan, yang mana perusahaan cenderung lebih memilih lulusan dengan kualifikasi akademik lebih tinggi.

Selain itu, salah satu tantangan utama adalah minimnya program penyaluran lulusan SMK ke dunia kerja. Banyak lulusan yang tidak langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus karena kurangnya jaringan kerja antara sekolah dan industri.

"Kalau jurusan di SMK tidak langsung disalurkan ke dunia kerja, maka ini menjadi tantangan tersendiri bagi para lulusan," tambahnya.

Tren Penurunan Pengangguran

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan. Pada Agustus 2021, jumlah pengangguran mencapai 9,10 juta orang, sedangkan pada Agustus 2022 jumlahnya menurun menjadi 8,42 juta orang. Penurunan paling signifikan terjadi pada kelompok lulusan SMK yang berkurang sebesar 1,71 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, lulusan SMK masih menjadi kelompok dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia.  (sumber)

Faktor Penyebab Tingginya Pengangguran Lulusan SMK

(Sumber)

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menjelaskan bahwa tingginya pengangguran lulusan SMK disebabkan oleh ketidaksesuaian (mismatched) antara sistem pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja di industri. Banyak lulusan SMK belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja, sehingga kesulitan mendapatkan pekerjaan yang relevan.

Sebagian besar lulusan SMK mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensi mereka. Di sisi lain, pelaku industri menyebutkan bahwa tenaga kerja lulusan SMK sering kali tidak memenuhi kebutuhan dunia kerja, terutama dalam aspek keterampilan tambahan, seperti penguasaan bahasa asing.

Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dianggap sebagai salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing lulusan SMK. Sertifikasi seperti TOEIC, TOEFL, atau IELTS dapat menjadi bukti konkret kompetensi seseorang di bidang bahasa.

Mengingat pentingnya kompetensi ini untuk siswa SMK, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui kanal YouTube-nya menyelenggarakan talkshow bertajuk Optimalisasi Sertifikasi Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Peluang Kerja Lulusan SMK.

Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Muhammad Yusro, menyampaikan bahwa program Sertifikasi Bahasa Asing ini sebagai respons terhadap kebutuhan dunia kerja dan pentingnya penguatan profil lulusan SMK. Program sertifikasi bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, dirancang untuk meningkatkan daya saing lulusan.

"Program ini bertujuan memberikan pengakuan standar internasional dan mendukung mobilitas kerja baik di tingkat nasional maupun global. Melalui sertifikasi seperti TOEIC, lulusan SMK dapat menunjukkan kompetensi mereka secara terukur," ucap Yusro.

Mekanisme implementasi program ini melibatkan kolaborasi antara sekolah dan lembaga sertifikasi, integrasi program sertifikasi dalam kurikulum, serta fasilitasi ujian sertifikasi. Untuk mendukung keberlanjutan program, pendanaan diberikan melalui subsidi pemerintah serta kemitraan dengan industri.

Pentingnya seseorang memiliki kemampuan bahasa asing ini juga semakin diperkuat oleh SM Human Capital Development, PT GMF, Ony Saputra. Menurutnya, kemampuan bahasa asing menjadi salah satu kompetensi utama yang dicari oleh dunia industri. Bahasa asing, terutama bahasa Inggris, membuka peluang bagi pekerja untuk berkomunikasi lintas budaya, memahami dokumen teknis internasional, hingga bekerja di perusahaan multinasional.

Dampak Pengangguran Lulusan SMK terhadap Indonesia

Jika angka pengangguran lulusan SMK terus tinggi, maka dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun stabilitas negara.

Dampak Sosial

  • Masyarakat yang menganggur akan mengalami kesulitan ekonomi dan hidup dalam kemiskinan.

  • Ketidakstabilan sosial dan politik dapat terjadi karena meningkatnya keresahan masyarakat.

  • Konflik internal dan ketegangan sosial bisa meningkat akibat persaingan mendapatkan pekerjaan yang semakin ketat.

Dampak Ekonomi

  • Pendapatan masyarakat dan produktivitas akan berkurang, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

  • Pendapatan pajak pemerintah berkurang akibat berkurangnya tenaga kerja produktif.

  • Kondisi ekonomi yang lesu karena daya beli masyarakat menurun.

Dampak Kriminalitas

  • Tingginya pengangguran dapat menyebabkan peningkatan angka kriminalitas karena banyak orang mencari cara instan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

  • Kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan penipuan berpotensi meningkat akibat tekanan ekonomi.

Dampak terhadap Pemerintah

  • Rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah meningkat karena kurangnya solusi konkret untuk mengatasi pengangguran.

  • Meningkatnya beban negara dalam memberikan bantuan sosial kepada pengangguran yang berkepanjangan.

Dampak Pengangguran terhadap Industri

Tingginya pengangguran lulusan SMK juga berdampak pada sektor industri karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pendapatan negara.

Dampak Pengangguran terhadap Industri

  • Menghambat pertumbuhan ekonomi karena berkurangnya tenaga kerja yang siap pakai di dunia industri.

  • Menurunkan pendapatan negara akibat berkurangnya jumlah tenaga kerja produktif yang membayar pajak.

  • Meningkatkan pengeluaran negara dalam bentuk subsidi dan bantuan sosial bagi pengangguran.

  • Memicu persaingan kerja yang semakin ketat, baik di tingkat lokal maupun global.

Penyebab Pengangguran di Indonesia

  • Kesenjangan pendidikan dan keterampilan, di mana kurikulum SMK belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan industri.

  • Keterbatasan lapangan kerja, sehingga banyak lulusan yang tidak dapat langsung terserap di dunia kerja.

  • Kurangnya pelatihan dan pendidikan nonformal yang dapat meningkatkan keterampilan lulusan SMK.

  • Faktor ekonomi makro, termasuk perlambatan ekonomi yang mengurangi kesempatan kerja.

  • Mobilitas tenaga kerja dan infrastruktur yang belum merata, menyebabkan keterbatasan akses pekerjaan di beberapa daerah.

Peluang Wirausaha bagi Lulusan SMK

Lulusan SMK memiliki peluang wirausaha yang cukup besar, baik secara online maupun offline. Peluang ini dapat disesuaikan dengan jurusan yang diambil, seperti teknik mesin, tata boga, tata busana, desain grafis, dan TKJ.

Peluang Wirausaha bagi Lulusan SMK

  • Membuka bengkel otomotif atau layanan perawatan kendaraan.

  • Menjalankan bisnis kue dan usaha kuliner rumahan.

  • Menjahit pakaian dan membuka usaha konveksi.

  • Menjalankan jasa desain grafis dan membuat website.

  • Menjadi influencer atau membuka jasa endorse di media sosial.

Tips Wirausaha bagi Lulusan SMK

  • Manfaatkan keterampilan teknis yang dimiliki.

  • Pahami pasar dan target pelanggan.

  • Magang atau mendapatkan pengalaman praktis di industri relevan.

  • Manfaatkan sumber daya pendidikan daring.

  • Lakukan riset mandiri sebelum memulai usaha.

  • Tentukan opsi bisnis yang sesuai dengan peluang dan kemampuan.

<< Kontak Syabab Camp >>
0895-3536-98866

Harapan dan Solusi ke Depan

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan dunia industri. Program pelatihan kerja berbasis kebutuhan industri harus diperbanyak, dengan melibatkan perusahaan dalam perancangan kurikulum serta menyediakan kesempatan magang bagi siswa SMK.

Pemerintah juga harus meningkatkan investasi dalam pendidikan vokasi dan memperbanyak kerja sama dengan sektor industri. Program sertifikasi keterampilan dan bahasa asing harus menjadi bagian integral dalam kurikulum SMK agar lulusan memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Selain itu, sekolah perlu memiliki sistem penyaluran kerja yang lebih efektif. Penguatan program bursa kerja, penyediaan informasi peluang kerja, serta kerja sama langsung dengan perusahaan akan sangat membantu lulusan SMK mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka.

Di sisi lain, siswa SMK juga harus lebih proaktif dalam meningkatkan keterampilan di luar sekolah. Mengikuti kursus tambahan, mendapatkan sertifikasi yang diakui secara global, serta membangun jaringan dengan dunia industri dapat menjadi langkah strategis dalam menghadapi persaingan kerja yang ketat.

Kesimpulan

Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih menjadi tantangan besar, dengan lulusan SMK sebagai penyumbang tertinggi sebesar 9,42% per Agustus 2022. Meskipun terdapat penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini tetap menunjukkan bahwa lulusan SMK menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Penyebab utama dari tingginya pengangguran lulusan SMK adalah ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan industri, yang membuat mereka kurang siap dalam memasuki dunia kerja.

Dengan peningkatan kualitas pendidikan vokasi, perluasan kesempatan pelatihan, serta keterlibatan lebih aktif dari sektor industri dalam proses pendidikan, diharapkan lulusan SMK dapat memiliki keterampilan yang lebih baik sehingga mampu terserap di dunia kerja. Dengan demikian, angka pengangguran dapat terus ditekan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kuat dan berkelanjutan.

<< Kontak Syabab Camp >>
0895-3536-98866

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment