• Durasi waktu baca karya: 15 menit

10 Juni 2023 adalah hari yang mendebarkan! Aku resmi lulus SMP (Sekolah Menengah Pertama). Tiga tahun yang penuh cerita, mulai dari tugas menumpuk, canda tawa bersama teman, hingga momen-momen penuh ketegangan saat ujian.

Rasanya lega, tapi juga sedikit khawatir tentang masa depan. Aku harus menentukan langkah selanjutnya.

Setelah berdiskusi panjang dengan orang tua, akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN 1 Bangil.

Awalnya, aku sempat bingung antara memilih jurusan Teknik Komputer Jaringan atau Rekayasa Perangkat Lunak, tetapi aku lebih tertarik dengan dunia teknologi, terutama dalam hal desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX). Semoga ini pilihan yang tepat untukku!

Teman baru
Teman baru, satu jurusan

Hari pertama masuk sekolah, aku bertemu teman-teman baru dan beberapa diantara mereka juga memilih jurusan RPL. Guru-guru mengenalkan berbagai mata pelajaran yang akan kami pelajari, seperti algoritma, bahasa pemrograman, dan basis data.

Meskipun aku kurang tertarik dengan pemrograman, aku tetap ingin belajar dasar-dasarnya agar bisa berkomunikasi dengan tim developer nantinya.

Hari ini aku mulai belajar HTML (HyperText Markup Language), bahasa dasar dalam pembuatan halaman web. Aku merasa cukup antusias karena HTML sangat berperan dalam mendukung desain UI yang aku sukai.

Aku belajar tentang struktur dasar HTML seperti tag <html>, <head>, <body>. Meskipun masih dasar, aku merasa ini akan sangat membantuku dalam memahami bagaimana desain yang aku buat bisa diimplementasikan dalam kode.

Landing page
Proyek landing page

Pekan berikutnya, guru ku memberi tugas individu untuk membuat landing page sederhana menggunakan HTML (HyperText Markup Language) dan CSS (Cascading Style Sheet). Aku merasa tertantang sekaligus ragu, karena ini adalah proyek pertamaku yang benar-benar harus dikerjakan sendiri.

Setelah meyakinkan dan percaya dengan kemampuan ku, aku mulai dengan menulis kode di SPCK Editor, ya, aku masih menggunakan Handphone untuk mengerjakan proyek ini, walaupun aku sudah mempunyai laptop.

Aku menyelesaikan proyek ini secara bertahap, aku masih melihat tutorial di YouTube dan bertanya kepada guru ku. Ternyata membuat suatu website tidak semudah yang di bayangkan, sangat rumit sekali. Belum lagi jika kurang satu huruf, sudah pasti akan muncul error, disitulah tantangannya.

Meskipun masih dasar, aku merasa senang melihat hasil akhirnya karena aku bisa melihat bagaimana kode dan desain ku bisa diimplementasikan ke dalam bentuk nyata di web. Sepertinya aku lebih nyaman mengerjakan bagian desain visualnya daripada harus bergelut dengan coding.

Materi pilihan
Materi pilihan UI/UX Design

Saat memasuki kelas 11, kami diberikan kesempatan untuk memilih materi pilihan sesuai minat masing-masing siswa. Materi pilihan ini dilaksanakan setiap hari Jum'at. Tanpa ragu, aku memilih UI/UX Design sebagai fokus belajarku.

Aku merasa semakin bersemangat karena akhirnya bisa lebih mendalami bidang yang aku sukai. Semakin hari, aku semakin menyukai dunia UI/UX. Aku mulai mencoba belajar lebih dalam tentang prinsip desain, warna, tipografi, dan pengalaman pengguna. Aku juga mulai mempelajari cara melakukan usability testing agar desainku lebih efektif. 

Dalam materi pilihan UI/UX Design, guru pembimbing ku memberikan tugas kelompok (2 orang) untuk merancang desain aplikasi. Kami mendapat tugas untuk merancang desain aplikasi untuk sebuah cafe di bioskop.

Aku merasa sangat antusias karena ini adalah kesempatan untuk menerapkan semua konsep yang telah kupelajari. Kami mulai melakukan riset pengguna, menentukan warna dan tipografi yang sesuai, serta membuat wireframe di Figma.

Aku bertanggung jawab untuk merancang desain antarmuka pengguna, sedangkan temanku bertanggung jawab untuk merancang pengalaman pengguna yang intuitif agar aplikasi mudah digunakan oleh pelanggan.

Tetapi tetap saja, meskipun berbagi tugas, kami tetap mengerjakan secara bersama dan saling membantu satu sama lain. Proyek ini sangat menantang, tetapi aku merasa semakin yakin bahwa UI/UX adalah bidang yang ingin aku tekuni di masa depan.

UI/UX Design
UI/UX Design di Figma

Setelah menyelesaikan beberapa tahap perancangan, mulai dari riset pengguna, wireframing, dan desain interaktif. Kami mulai melakukan uji coba dan revisi. Pada tahap ini, kami melibatkan siswa lain untuk mencoba aplikasi ini dan memberikan feedback.

Ternyata beberapa fitur yang kami pikir intuitif justru membingungkan pengguna. Mereka merasa bingung saat memainkan navbar untuk pindah halaman, karena tidak ada warna pembeda, jadi kami harus melakukan beberapa revisi. Selain itu, kami juga menambahkan fitur rating untuk memberi nilai makanan yang ada di cafe.

Proses ini benar-benar mengajarkan banyak hal, mulai dari bagaimana menyelaraskan desain dengan kebutuhan bisnis hingga bagaimana membuat pengalaman pengguna yang menyenangkan.

Aku belajar bahwa UI/UX Design bukan hanya tentang membuat sesuatu yang "cantik", tapi juga tentang menciptakan pengalaman yang membuat pengguna merasa nyaman dan terhubung. Aku masih memiliki banyak yang harus di pelajari, tapi perjalanan ini memberikan kepuasan tersendiri.

Meskipun aku lebih tertarik pada desain, aku juga menyadari bahwa aku harus menyukai coding. Karena, meskipun UI/UX Design berfokus pada pengalaman pengguna, pemahaman tentang kode sangat penting agar desain yang aku buat bisa terwujud dengan baik.

Coding adalah jembatan yang menghubungkan antara konsep desain dan implementasi nyata dalam perangkat lunak. Aku tahu, jika aku ingin menjadi seorang desainer yang benar-benar mengerti dunia pengembangan, aku harus menguasai dasar-dasar coding, bahkan jika itu bukan sesuatu yang selalu menyenangkan bagiku.

Dengan begitu, aku bisa berkolaborasi lebih baik dengan tim pengembang dan memastikan hasil akhirnya sesuai dengan visi yang aku buat.

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment