• Durasi baca: 20 menit

Liburan kali ini terasa sangat berbeda dibanding sebelumnya. Biasanya kalau sedang libur, aku hanya menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial atau menonton film untuk menambah koleksi di Letterboxd.

Namun, liburan kali ini justru menjadi momen spesial karena aku menemukan hobi baru, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan kusukai.

Awal Mengetahui F1

Awalnya, semua bermula dari iseng nonton video pendek di reels Instagram yang menampilkan balapan mobil F1. Siapa sangka, dari sekadar penasaran, kini aku justru menantikan momen-momen F1 setiap minggu.

Sebenarnya, sejak Oktober 2024, FYP-ku sudah sering menampilkan konten seputar F1, apalagi karena musim balap 2025 sudah semakin dekat dan akan dimulai Maret 2025. Di rumah, ayahku juga suka menonton balapan, meski beliau lebih cenderung mengikuti MotoGP.

Salah satu video yang lewat di FYP-ku menampilkan Ollie Bearman, pembalap rookie yang sedang ramai dibicarakan di musim ini. Sebelum aku mulai mengikuti akun resmi F1, aku justru lebih dulu mengikuti akun media sosialnya Ollie karena tertarik dengan penampilannya.

Sebelumnya aku hanya pernah mendengar nama "F1", tapi tidak pernah benar-benar paham. Aku tidak tahu siapa saja pembalapnya, bagaimana aturannya, atau mengapa banyak orang begitu antusias menonton mobil yang terlihat hanya berputar-putar di lintasan.

Satu-satunya hal yang kuketahui hanyalah Ferrari, itu pun karena namanya sudah cukup familiar dan sering muncul di FYP. Aku bahkan baru tahu kalau Ferrari ikut serta di ajang F1.

Karena penasaran, aku mulai mencari tahu siapa pembalap Ferrari dan menemukan nama Charles Leclerc serta Carlos Sainz. Awalnya hanya sekadar tahu, tapi setelah itu semakin banyak konten F1 yang muncul di Instagram dan TikTok-ku.

Aku pun mulai mengikuti akun resmi F1 di Instagram. Semakin sering konten F1 muncul di berandaku, semakin besar juga rasa ingin tahuku. Walaupun awalnya sering ku-skip, suatu hari aku menemukan salah satu kreator TikTok yang benar-benar membuatku jatuh hati pada dunia F1.

Woman in MotoSport

Namanya Kak Shafa, di TikTok dikenal dengan nama shafa the f1 girlie. Dia salah satu sosok yang sangat menginspirasi aku di media sosial.

Latar belakang pendidikannya juga luar biasa: lulusan S1 FISIP UI, kini bekerja di RedBull Indonesia bidang motorsport, serta menjadi Marketing Communication Media untuk ajang Jakarta E-Prix Formula E.

shafa 

Dia benar-benar sosok perempuan di dunia olahraga yang jadi panutanku. Di TikTok, Kak Shafa sering berbagi pengetahuan seputar F1, mulai dari jenis ban yang digunakan, angka-angka jarak antar racer, strategi pit stop, hingga hal-hal teknis lainnya.

Karena penasaran, aku mulai mengikuti kontennya untuk belajar: apa itu F1, apa bedanya dengan jenis balapan mobil lainnya, dan bagaimana cara menontonnya.

Mumpung sedang libur dan punya banyak waktu luang, aku memutuskan untuk mencoba menonton satu balapan secara penuh.

Kebetulan waktu itu adalah Grand Prix Australia. Saat itu musim 2025 baru saja dimulai, jadi aku bisa mengikuti dari awal.

Awalnya cukup membingungkan karena ini kali pertama aku nonton full race. Saat itu aku menjatuhkan pilihan untuk mendukung tim Ferrari karena aku belum mengenal tim-tim lain. Tapi nama-nama seperti Ferrari, RedBull, dan Mercedes masih terdengar familiar.

Meski awalnya agak membosankan, lama-kelamaan aku malah merasa seru. Apalagi saat ada drama antar pembalap, aksi saling salip, strategi pit stop, hingga momen-momen menegangkan di akhir balapan.

Musik latar yang dramatis, suara komentator yang antusias, dan sorakan penonton benar-benar membuat atmosfernya hidup.

Di situlah aku mulai sadar, ternyata balapan F1 bukan sekadar soal kecepatan. Ini juga soal strategi, kerja sama tim, dan kemampuan mengendalikan mobil dalam kecepatan ekstrem. Balapan pertama di Australia Grand Prix itu dimenangkan oleh tim McLaren.

lando norris win australia grand prix

Karena makin penasaran, aku mulai mencari tahu lebih banyak tentang tim-tim lain: McLaren, Haas, Aston Martin, RedBull Racing, Alpine, Williams, dan lainnya. Aku juga mulai hafal nama-nama pembalapnya.

Sejauh ini, aku mengikuti beberapa tim:

  • Ferrari (Charles Leclerc, Lewis Hamilton)
  • McLaren (Oscar Piastri, Lando Norris)
  • Williams (Carlos Sainz, Alex Albon)
  • Haas (Ollie Bearman, Esteban Ocon)

Awalnya aku suka Ferrari karena ada Carlos Sainz, tapi sekarang dia sudah pindah ke tim Williams.

Teman Nonton

Suatu hari aku mengirimkan link TikTok tentang F1 ke temanku, dan ternyata dia juga suka F1! Sejak saat itu, kami sering nonton bareng, baik saat free practice, qualifying, maupun grand prix.

Menariknya, aku dan temanku mendukung tim yang berbeda. Aku mendukung Ferrari, sedangkan dia mendukung RedBull. Jadinya kami sering berdebat kecil soal tim masing-masing. Tapi justru itu yang bikin tambah seru.

Saat ini, jadwal balapan sudah sampai di Miami Grand Prix. Karena balapan diadakan di berbagai negara, jadwal streaming-nya juga tidak menentu.

Kadang siang, kadang sore, bahkan pernah jam 1 pagi seperti saat race di Arab Saudi. Mau tidak mau, aku dan temanku rela begadang demi nonton bareng.

Kesimpulan

Menurutku, ini hobi yang sangat menyenangkan. Dulu aku sama sekali tidak tertarik dengan dunia olahraga, tapi F1 berhasil mengubah itu semua.

Rasanya seperti memasuki dunia baru yang sebelumnya belum pernah kusentuh. Dari sini aku belajar bahwa kita tidak akan tahu apa yang kita sukai sebelum benar-benar mencoba.

Kadang hal-hal yang terlihat sepele, seperti nonton video random bisa jadi awal dari sesuatu yang menyenangkan. Dan kini, bisa dibilang, selama liburan ini F1 menjadi salah satu alasan kenapa aku tidak merasa bosan di rumah.

Setiap race punya ceritanya sendiri, dan aku suka mengikuti drama antar pembalap, hasil kualifikasi yang mengejutkan, serta momen ketika pembalap favoritku berhasil naik podium atau bahkan menang.

Mungkin nanti kalau sekolah sudah mulai, aku tidak akan bisa nonton seintens sekarang. Tapi aku yakin F1 akan tetap menjadi hobi yang akan aku simpan dan nikmati.

Siapa tahu, suatu saat nanti aku bisa menonton langsung di sirkuit bareng temanku. Kami bisa ngerasain paddock pass bareng, atau bahkan foto bareng dengan pembalap favorit masing-masing. Kebayang serunya dengar suara mobil F1 yang katanya bisa bikin telinga budeg itu secara langsung.

Jadi, bisa dibilang liburan kali ini bukan hanya soal bersantai, tapi juga tentang menemukan hal baru yang tak terduga.

F1 memberiku ilmu dan pengalaman baru, bahkan di bidang yang dulu kupikir hanya disukai laki-laki. Sekarang aku tahu tentang ban soft-medium-hard, strategi pit stop, DRS, safety car, dan bahkan livery mobil.

Aku juga jadi lebih terlatih dalam listening karena komentator balap biasanya berbicara dalam bahasa Inggris. Dan kini aku mulai mencari tahu tentang F2, karena ada satu pembalap yang menarik perhatianku Luke Browning, anggota Williams Racing Academy yang membalap untuk Hitech GP di musim 2025 setelah debut spektakulernya di Grand Prix Azerbaijan 2024.

Kadang aku berpikir, mungkin memang begitulah kehidupan. Hal-hal yang kita sukai bisa datang dari arah yang tidak terduga. Dan aku senang, karena hobi ini membuat liburanku jadi jauh lebih seru dan bermakna.

Sekian dulu diary-ku kali ini. Nggak sabar nunggu race berikutnya!

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment