Memikirkan Ide Diary

Hari ini aku bingung ingin menulis diary tentang apa, dan aku memutuskan untuk berpikir sejenak, aku saat ini sedang WFA (Work From Anywhere) jadi aku bisa mengerjakan tugas magangku dimanapun tanpa perlu ke tempat magang.

Tempat magangku yaitu Syabab Camp sangat fleksibel karena mengandalkan sistem WFA dan setiap hari jumat Syabab Camp mengadakan asistensi berupa pengecekan tugas yang sudah dikerjakan selama beberapa pekan terakhir dan pemberian materi untuk tugas selanjutnya.

Tetapi jika masih bingung soal materi atau tugas magang, aku juga bisa melakukan asistensi dengan Dudi dengan syarat harus menentukan jadwal pertemuan. 

Apakah kalian tertarik magang di Syabab Camp? jika iya hubungi nomer di bawah untuk informasi lebih lanjut.

Sembari berfikir mencari ide untuk diary, kakakku merekomendasikan untuk mengajakku ke kampusnya sambil mengerjakan tugas magang, kebetulan hari ini adalah hari selasa, karena setiap hari selasa dan rabu kakakku tidak ada jadwal kuliah.

Aku memikirkan keputusan tentang rekomendasi yang diberikan oleh kakakku dan aku pun akhirnya mendapatkan jawaban, jika aku keluar rumah tentunya banyak hal-hal menarik yang bisa ditulis untuk dijadikan diary, akhirnya aku menyetujui rekomendasi yang kakak berikan.

Berangkat Mencari Inspirasi

Tak perlu waktu lama aku dan kakakku bersiap untuk berangkat ke kampus, kakakku kuliah di kampus Unair (Universitas Airlangga) dan ia berencana untuk berangkat naik Suroboyo Bus supaya bisa menghemat bensin motornya. 

Setelah semua siap aku dan kakakku berangkat naik motor untuk menuju ke terminal Purabaya, dari rumah aku berangkat sekitar jam 09:00, aku menikmati perjalanan naik motor bersama kakakku untuk menuju terminal Purabaya, kondisi arus jalanan macet lancar mungkin karena berangkat agak siang jadi kondisinya tidak separah waktu pagi karena banyak orang yang berangkat kerja.

Kejadian yang Tak Terduga

Namun ketika sudah dekat menuju terminal, kondisi jalan menjadi macet mungkin karena disebabkan oleh lampu merah yang berada di perempatan dekat flyover. Singkat cerita, Ketika ingin menyebrang untuk masuk ke terminal Purabaya kakakku tidak sengaja menabrak sebuah motor.

Karena kondisi yang sangat macet dan banyak mobil kakak ku bergerak masuk ke sela-sela mobil untuk bisa menyebrang ke terminal namun ia kesulitan melihat kendaraan yang melintas dari lawan arah akibat pandangan yang terhalang banyak mobil dan akhirnya tidak sengaja menabrak sebuah motor yang melintas. 

Untung saja tidak terjadi laka hanya saja body motor depan kakakku menjadi sedikit kendor akibat efek tabrakan tadi. Setelah tiba di tempat parkir terminal, aku dan kakakku mengecek motor untuk memastikan apakah ada bagian yang rusak.

Setelah diperiksa ternyata body depan motor kendor dan setirnya sedikit tidak sesuai, aku mencoba untuk memperbaiki body motor tersebut dan untungnya bodynya bisa kembali rapat namun setirnya menjadi sedikit tidak sesuai dengan posisi ban, akhirnya kakakku memutuskan untuk membawanya ke tempat servis besok, setelah kejadian itu kita memutuskan untuk lanjut masuk ke terminal itu dan mencari tempat pemberhentian Suroboyo Bus. 

Pengalaman Pertama Naik Bus EV (Electric Vehicle)

Di tempat pemberhentian tersebut aku melihat banyak Suroboyo bus yang berhenti di sana tentunya dengan tujuan pemberangkatan yang berbeda-beda, setelah menemukan Suroboyo Bus dengan tujuan ke kampus Unair, kita langsung menaiki busnya dan membayar lewat Qris, biasanya Ketika naik Suroboyo Bus kernet menyediakan metode pembayaran via uang elekronik dan bisa juga via kartu pembayaran.

Setelah duduk di bus aku melihat jam di ponsel ku yang menunjukkan sekitar pukul 09:50 dan kita menikmati perjalanan bus dengan santai, selama perjalanan aku mengamati kondisi lalu lintas kendaraan, seperti kota Surabaya pada umumnya meskipun ramai tetapi arusnya tetap lancar, Suroboyo Bus yang aku naiki saat ini mempunyai banyak tujuan halte, destinasi terakhir busnya berada di halte Kampus C Unair sementara aku dan kakakku tujuannya di Halte Gubeng Airlangga di sebrang kampus B Unair. 

Yang namanya bus kota tentunya berhenti di halte dan terminal untuk menaik turunkan penumpang sesuai dengan tujuan mereka, namun disepanjang jalan hanya sedikit penumpang yang masuk ke dalam bus yang aku naiki ini, bus nya memang tidak terlalu besar karena Bus EV (Electric Vehicle).

kalau dipikir-pikir ini adalah pengalaman pertamaku naik bus EV ini, karena biasanya aku hanya naik Suroboyo bus yang biasa (bermesin diesel) bukan yang EV, bus ini tentunya tidak berisik karena tidak memiliki mesin, busnya menggunakan baterai sebagai sumber daya dan motor listrik untuk berjalan.

Mungkin karena alasan efisiensi baterai, busnya dibuat tidak terlalu besar dan berkapasitas sedikit supaya tidak terlalu berat, beban yang banyak bisa menyebabkan bus tersebut mengeluarkan tenaga ekstra untuk bergerak karena berat yang akhirnya membuat baterai menjadi boros.

Menulis Inspirasi yang Didapat

Setelah duduk di dalam bus dan menikmati perjalanan akhirnya aku sampai juga di halte Gubeng Airlangga, estimasi berangkat dari terminal Purabaya ke halte Gubeng Airlangga tidak membutuhkan waktu terlalu banyak sekitar 30 menit tergantung ramainya lalu lintas.

Setelah turun dari bus sekitar jam 10:30 aku dan kakakku menuju kampus B unair tentunya menyebrang karena kampus B berada di kanan jalan sementara terminal Gubeng Airlangga ada di kiri jalan, setelah masuk di daerah kampus kakakku langsung mengajakku ke Aseec Tower Unair pada lantai ke 3, kakakku bilang disana ada tempat duduk dan meja yang pas untuk laptopan mengerjakan tugas. 

Setelah masuk ke Aseec Tower aku langsung menaiki lift yang ada di Gedung tersebut menuju lantai 3, kalau dilihat-lihat ternyata lantai 3 Aseec Tower adalah kantin, setelah menemukan tempat duduk yang kosong aku langsung mengerjakan diaryku ini di sana dan kakakku pergi ke kantin untuk memesan sebuah jajan dan minuman.

Sembari aku mengerjakan tugas magang aku melihat ada seorang mahasiswa internasional yang juga nongkrong di Aseec Tower bersama kelompoknya, kakakku bilang bahwa mereka berasal dari Filiphina dan mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris, aku sedikit merasa khawatir kalau misalnya mereka tiba-tiba berkomunikasi denganku, karena aku sedikit bisa bahasa Inggris namun tidak terlalu lancar. 

Dan aku juga baru menyadari bahwa tempat ini tidak menyediakan wifi untuk umum dan beberapa tempat duduk ada yang tersedia colokan untuk mengecas ponsel atau laptop, namun tempat yang aku duduki saat ini tidak memiliki colokan, menurutku untuk saat ini colokan tidak terlalu penting karena laptopku keadaan baterainya masih full.

Setelah beberapa saat aku mengerjakan tugas di sana aku mulai bosan dan ingin berpindah tempat, kakakku mengajakku untuk keluar dari Aseec Tower dan pergi ke kantin kampus untuk membeli makanan nasi, kantin yang berada di Aseec tower kebanyakan menu makanannya adalah jajan bukan makanan nasi jadi aku memutuskan untuk ikut kakakku ke kantin. 

Setelah membeli makanan dan dibungkus aku mencari tempat duduk di sekitar lingkungan kampus, tempat duduk yang pas untuk laptopan adalah di gazebo dan beberapa gazebo menyediakan colokan untuk mengecas.

Kampus unair ini memiliki banyak gazebo namun gazebo di sekitar tentunya selalu menjadi incaran mahasiswa sehingga aku tidak bisa duduk di sana karena tempatnya penuh, akhirnya kakakku menemukan tempat duduk yang kosong dan ada mejanya yaitu di galeri FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) tempat tersebut memiliki wifi umum dan colokan, aku akhirnya duduk di sana dan mengeluarkan laptopku lagi untuk meneruskan mengerjakan tugas.

Tantangan Menulis Inspirasi

Setelah beberapa menit aku mengerjakan, aku istirahat sebentar dengan makan makanan yang tadi dibeli di kantin, setelah itu aku melanjutkan tugasnya lagi, beberapa saat kemudian di tengah aku mengerjakan tugas diary aku merasa tempat galeri FISIP ini menjadi sangat ramai.

Hal ini membuatku kesulitan untuk fokus, aku memberitahu kakakku untuk meninggalkan tempat tersebut karena aku kesulitan untuk fokus mengerjakan tugas dan memutuskan untuk berjalan di lingkungan kampus bersama kakakku untuk mencari tempat duduk yang kosong dan tidak terlalu ramai, dan sesuai dugaanku tempat duduk manapun selalu ramai ditempati oleh mahasiswa. 

Karena aku tidak bisa menemukan tempat duduk yang kosong, akhirnya aku melihat jam di ponselku yang menunjukkan sekitar pukul 13:20 dan bilang pada kakakku bahwa aku ingin pulang ke rumah karena merasa sudah cukup puas mengerjakan tugas di lingkungan kampus dan sisanya aku kerjakan di rumah saja.

Aku dan kakakku memutuskan keluar dari lingkungan kampus dan pergi ke halte Unair kampus B, jika sebelumnya aku turun di halte Gubeng Airlangga yang berada di sebrang sana dan harus menyebrang untuk sampai ke lingkungan kampus, maka untuk pulangnya aku menunggu bus di halte Unair kampus B yang berada di kanan jalan yang sejalur dengan lingkungan kampus jadi aku tidak perlu repot untuk menyebrang. 

Perkiraan bus datang ke halte ini menurut aplikasi GOBIS Suroboyo adalah 15 menit dari sekarang, setelah menunggu akhirnya bus pun datang dan aku dan kakakku naik bus tersebut.

Jika tadi aku berangkat dan duduk di kursi maka sekarang aku harus berdiri di bus tersebut karena tempat duduknya penuh sehingga aku dan kakakku harus berdiri di dalam bus dengan memegang pegangan yang disediakan di dalam bus. 

Kalau diperhatikan sepertinya penumpang yang naik bus ini rata-rata tujuannya ke terminal Purabaya meskipun aku tadi melihat 2 penumpang turun di halte lain, karena penumpangnya hanya turun 2 jadi bus ini masih tetap penuh tempat duduknya sampai menuju di terminal Purabaya.

Estimasi sampai di terminal Purabaya adalah 30 menit karena keadaan arus lalu lintasnya yang lancar, setelah sampai di terminal Purabaya aku dan kakakku pergi ke parkiran untuk mengambil motor dan akhirnya berangkat pulang Kembali ke rumah. Setelah sampai di rumah aku melanjutkan diary ini sampai selesai dan aku merasa senang mendapatkan banyak inspirasi untuk dijadikan ide diary.

Penutup

Hari ini aku belajar bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal-hal sederhana seperti perjalanan ke kampus bersama kakakku. Terkadang, keluar dari rutinitas dan melihat dunia luar bisa membuka pikiran serta menghadirkan ide-ide segar yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Meskipun ada sedikit tantangan di perjalanan, seperti insiden kecil di jalan atau sulitnya menemukan tempat yang nyaman untuk bekerja, semuanya tetap bisa dilalui dengan sikap tenang dan solusi yang tepat.

Dari pengalaman ini, aku menyadari bahwa setiap momen dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menantang, bisa menjadi cerita berharga jika kita mau melihatnya dari sudut pandang yang positif.

Jadi, ketika merasa buntu atau kehabisan ide, mungkin yang kita butuhkan hanyalah melangkah keluar, menghirup udara segar, dan menikmati perjalanan. Karena inspirasi sejatinya ada di sekeliling kita, menunggu untuk ditemukan

You are not authorised to post comments.

Comments powered by CComment