Jelas bahwa teknologi sangat dibutuhkan umat Islam untuk percepatan dakwah dan jihad.  Jihad yang dimaksud di sini bukan tentang perang tentunya, karena untuk perang harus bersama penguasa. Jihad disini adalah dalam pengertian damai yakni menyebarkan dakwah ke seluruh dunia.

Pentingnya Teknologi

Jelas bahwa teknologi sangat dibutuhkan umat Islam untuk percepatan dakwah dan jihad.  Jihad yang dimaksud di sini bukan tentang perang tentunya, karena untuk perang harus bersama penguasa. Jihad disini adalah dalam pengertian damai yakni menyebarkan dakwah ke seluruh dunia.

Dengan adanya teknologi, dakwah menjadi lebih cepat berkembang. Teknologi tidak hanya melulu tentang internet. Sebut saja misalnya dengan adanya televisi. 

Ketika seseorang berceramah di televisi maka bisa langsung dilihat oleh jutaan orang sesuai dengan oplah dari televisi yang menyiarkan tersebut. Pun demikian dengan radio.

Saat ini ini para da’i telah lomba-lomba untuk lebih meningkatkan jangkauan dakwahnya dengan menggunakan teknologi yang sudah ada ada saat ini seperti misalnya channel YouTube dan Facebook.

Kalau kita amati di di media-media sosial banyak sekali channel pengajian dan ceramah keagamaan yang menyiarkan pengajaran dari para ustadz. 

Tentu ini adalah kebaikan yang besar. Hanya saja kita tidak boleh selamanya bergantung dengan media-media yang ada tersebut selamanya.

Hal ini karena isu-isu tentang penghapusan konten yang bermuatan Islam karena dikaitkan dengan terorisme seringkali kita dengar. Phobia terhadap Islam yang masih melingkupi sebagian besar masyarakat yang belum terjamah oleh dakwah Islam menjadi salah satu kendala yang menyebabkan Islam diidentikkan dengan terorisme.

Kemudian selain itu ketika kita memanfaatkan teknologi yang diberikan oleh orang-orang kafir, semisal layanan alat untuk menulis seperti Google Docs misalnya.

Atau alat untuk membuat desain seperti Canva misalnya, atau bahkan alat untuk menyiarkan video seperti YouTube dan Facebook Pages misalnya, tentu tidak bisa menjamin keamanan dimana konten yang kita buat bakal disana selamanya.

Kasus-kasus yang hanya dikarenakan menggunakan kata-kata tertentu yang oleh sistem mereka dianggap buruk, akun kita seketika di-banned merupakan salah satu kasus yang saat ini banyak dijumpai. Hal ini tidak peduli walaupun akun kita telah memiliki sekian ratus ribu follower sekalipun.

Pada beberapa waktu yang lalu ingatan saya masih segar ketika akun Google My Business Saptuari yang telah mendapatkan ribuan review tiba-tiba hilang dari Google Maps yang pada akhirnya sang pemilik harus mulai lagi dari awal.

Pun dari orang yang sama, pernah juga group Facebook yang dia rintis sudah lama tiba-tiba hilang begitu saja. Padahal membernya sudah 100 ribu lebih.

Biasanya take down dilakukan oleh provider seperti Youtube atau Facebook dikarenakan adanya laporan dari orang yang tidak suka dengan channel kita.

Ketika ada orang yang tidak suka dengan channel yang kita buat, ada fasilitas pelaporan ke provider untuk keberatan. Melalui cara melaporkan ini biasanya menjadikan provider melakukan take down ke channel-channel dakwah.

Tentu saja phobia terhadap Islam masih menjadi alasan kuat mudahnya mereka melakukan ini pada channel-channel dakwah karena mudahnya melakukan take down tidak terjadi pada channel jenis lain.

Okelah mungkin kalau kita membicarakan tentang bagaimana mengembangkan teknologi (baca : perusahaan rintisan) untuk menyaingi apa yang telah dicapai oleh orang-orang Barat para pengembang tersebut sepertinya untuk saat ini masih terlalu berlebihan.

Namun untuk pembelajaran memanfaatkan teknologi tersebut untuk kepentingan kita yang sifatnya lebih umum (ketika tanpa embel-embel dakwah), seperti untuk mencari nafkah misalnya, maka rasa-rasanya masih bisa kita jangkau saat ini. Ironisnya disinipun kita masih ketinggalan.

Jadi fokus pembelajaran Syabab Camp saat ini mungkin yang paling relevan saat ini adalah pada sebatas memanfaatkan layanan-layanan fasilitas yang diberikan oleh media-media yang ada saat ini tersebut untuk kebutuhan mendapatkan income.

Di Syabab Camp kita mempelajari bagaimana cara kerja dari masing-masing media tersebut untuk bisa kita manfaatkan bagi kepentingan kita yang dalam hal ini adalah untuk urusan income.

Syabab Camp Incubator

Trafik

Trafik adalah suatu yang wajib karena dengan adanya grafik maka produk yang kita jual jadi dikenal. Semakin besar trafik, semakin banyak pula orang yang mengenal produk kita yang pada akhirnya semakin besar kesempatan dibeli orang.

Kalau kita perhatikan, pada masing-masing media memiliki spesifikasi yang berbeda-beda dalam algoritma mendapatkan trafik-nya. Misalnya : tentang bagaimana untuk mendapatkan trafik dari Google, bagaimana untuk mendapatkan trafik dari Facebook, bagaimana untuk mendapatkan trafik dari Tiktok, tentunya sangat berbeda algoritma masing-masing.

Yang menjadi titik tolak dari pemanfaatan media-media tersebut adalah penjiwaan dalam menggunakannya. Jangan anggap media tersebut seperti robot, jadi upayakan sedari awal ketika follower/ subscriber kita masih di bawah 1000 untuk se-organik mungkin dan se-manusiwai mungkin dalam mengelolanya.

Anggap media tersebut adalah seperti manusia karena pada dasarnya yang menjadi lawan bicara kita di media tersebut adalah manusia. Hindari penggunaan tools-tools automation di awal kita merintis.

Intinya bahwa pemanfaatan teknologi bagi umat Islam sangat penting. 

Karena ketika tanpa teknologi untuk menjangkau 100 pembeli dibutuhkan waktu 1 bulan, maka untuk mendapatkan 1000 pembeli dengan menggunakan media online bisa dijangkau hanya dalam waktu beberapa hari. Disini kita semakin paham betapa penting kemampuan untuk bisa memanfaatkan teknologi-teknologi  ini.

Kita tidak bisa pungkiri bahwa media media online seperti Google, Tiktok, Facebook, Twitter,  YouTube, Google my Business, Instagram, LinkedIn,  merupakan media-media super besar tempat berkumpulnya orang-orang secara masif jutaan bahkan milyaran berkumpul disana saat itu juga.

Maka ketika kita hendak menjual produk sudah seharusnya kita menengok media-media tersebut sebagai tempat berkumpulnya pasar produk kita. Karena media-media tersebut sebagai pasar tentunya kita harus mempelajari karakteristiknya. Disinilah kita umat Islam harus mau belajar.

Pentingnya Ekonomi

Disini sama sekali kita tidak bermaksud materialistis. Tetapi karena bagaimanapun ekonomi itu tetaplah penting.

Orang bisa menjadi malas beribadah karena ekonominya sedang morat-marit. Jelas saat beribadah sangat mungkin kepikiran tanggungan pembayaran yang belum tertunaikan jika tidak memiliki uang yang cukup.

Orang miskin bisa menjadi hilang self convidence dirinya ketika mendakwahkan Islam sehingga dia menjadi lemah diakibatkan oleh banyaknya hutang yang dia miliki.

Jadi intinya ekonomi itu bagaimanapun adalah penting. Ekonomi tidak bisa dipisahkan dari agama. Kita belajar di sekolah sampai bertahun-tahunpun ending-ending-nya juga ada hubungan eratnya dengan ekonomi.

Memang benar bahwa dunia ini ibaratnya bangkai kambing sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.

Namun demikian maksud dari hadis itu adalah sebagaimana yang diamalkan oleh para sahabat yakni tetaplah kita mengejar dunia tapi tidak menjadikan dunia itu ada di dalam hati. Tetapi cukup dalam genggaman saja.

Karena dunia ada dalam genggaman, maka kita akan mudah saja menjadikan dunia sebagai alat untuk menggapai dakwah cita-cita. Karena letaknya di genggaman bukan dalam hati, maka akan dengan mudah saja mengeluarkan harta yang kita miliki untuk kepentingan dakwah.

Jadi sama sekali ini bukan tentang materialistis dimana pemahaman ini berprinsip pada "menuhankan" dunia. Prinsip kita adalah dunia untuk alat menggapai ridho Allah.

Kabar baiknya, saat ini sarana untuk menjangkau manusia secara masif dalam rangka pemasaran produk-produk kita sudah ada disediakan oleh orang-orang barat seperti yang disebutkan diatas contoh-contohnya. Dan sangat mudah bagi kita untuk mengaksesnya. Bukankah ini adalah kesempatan yang baik sekali yang harus kita ambil ?

Maka yang menjadi fokus kita adalah bagaimana memanfaatkan sarana-sarana tersebut untuk penetrasi pasar produk kita. Itu yang kita pelajari di Syabab Camp.

Jadi untuk saat ini yang menjadi titik tekan kita adalah mengajari umat untuk bisa lebih dalam dalam melek teknologi tidak hanya menggunakan teknologi tersebut untuk bersenang-senang tapi juga untuk kebutuhan berbisnis.

Karena sudah tentu bahwa dakwah membutuhkan banyak biaya. Iya sekalipun tentu saja walaupun tanpa biaya dakwah juga tetap bisa jalan, tapi dengan adanya support uang dan kemampuan dalam pemanfaatan teknologi yang ada saat ini, dakwah menjadi jauh lebih mudah.

Syabab Camp berkhidmat untuk pembelajaran teknologi bagi umat Islam.

<< Kontak Syabab Camp >>
0895-3536-98866