Akhirnya bisa juga kita bertemu. Saat itu saya diajak ketemuan di Kampung Steak Bratang. Lokasinya di dekat terminal Bratang, sebelah utaranya dikit. Coba cari di google maps, insyaAllah akan ketemu.
Kali ini saya akan sedikit bercerita pertemuan saya dengan salah satu Companion GoHijrah, Bapak Jonet. Awalnya saya bertemu iseng saja karena belum kenal sebelumnya.
Daftar Isi :
- Sekilas Mulanya
- Kembali ke Topik, Pertemuan
- Berbicara 4 Mata
- Ngbrolin Dunia Kuliner
- Solusi E-Learning dan E-tools.
- Trik berbisnis Makanan Resto
- Tentang Syabab Camp
Sekilas Mulanya
Awalnya saya mendapatkan nomor beliau dari salah satu simpatisan di GoHijrah Surabaya. Katanya pak Jonet ini adalah salah satu donatur di GoHijrah. Barangkali saja jika saya menghubungi beliau ada sesuatu yang bisa dikerjasamakan.
Ya sudah, berbekal informasi tersebut dan juga nomor whatsapp beliau, saya beranikan diri langsung japri whatsapp beliau. Alhamdulillah nyambung. Padahal belum kenal sebelumnya.
Namun tidak sekonyong-konyong ya, ada prosesnya. Ibaratnya perlu pedekate dulu lah. Gak mungkin gak kenal langsung nyelonong saja.
Yang penting kenalin diri dengan baik dari mana dan keperluan apa. Jangan lupa dukung diri anda dengan data dan bukti yang valid selalu.
Kalau saya tentu saja website. Kita harus punya website karena website sangat powerfull untuk branding maupun trusted. Agar orang percaya anda harus memiliki website.
Anda akan dengan mudah menulis profil dan sepak terjang anda di website anda tersebut. Kemudian share url profil anda saat menghubungi prospek.
Kembali ke Topik, Pertemuan
Akhirnya bisa juga kita bertemu. Saat itu saya diajak ketemuan di Kampung Steak Bratang. Lokasinya di dekat terminal Bratang, sebelah utaranya dikit. Coba cari di google maps, insyaAllah akan ketemu.
Sebagaimana janjiannya, saya datang pas jam 11. Lebih dikit lah. Begitu nyampek saya ndak menduga ternyata ada acara disana. Tentu saya bingung. Acaranya di lantai 2, ya saya mandeg dulu di lantai 1. Takut mengganggu.
Eh, saya disuruh naik. Katanya ketepakan pas ada acara ulang tahun Kampung Steak yang ke-20 tahun. Wow udah lama juga ya. Memang iya sih,seingat saya sejak saya kuliah Kampung Steak ini sudah ada.
Jadi acara ini khusus untuk para SPV guys, dari 20 cabang tersebut para SPV diundang, tentu saja dengan beberapa tokoh undangan juga. Dan kayaknya saya bagian dari undangan, bisa jadi. Atau mungkin juga tidak. Hahaha…
Kalau pak Jonet ngomong dari awal ada acara, mungkin saya gak akan datang. Tapi ya karena gak disampaikan, gak tau saya, ya datang deh… hahaha…
Begitu nyampek, saya langsung dipersilahkan ke lantai 2. Suruh makan dulu.
Whats ? Tak percaya saya. Waduh jadi gak enak. Tapi gak masalah, harus strong, anggep ini tantangan sebelum kerjasama. Hehehe…
Ya udah, saya langsung ambil nasi, makan deh. Ternyata disitu semua belum pada makan, masih acara. Lha kok saya ambil dulu. Pantes rasanya banyak yang ngeliatin saya. Hahaha… ya udah gak masalah. Santai aja. Allah bersamaku… hehe…
Berbicara 4 Mata
Singkat cerita habis makan, sampailah kita pada sesi ngobrol berdua di lantai 1.
Awalnya ya tentu saja agak canggung, tapi tidak terlalu juga sih. Saya udah bismillah aja. Namanya juga sales. Harus tatag donk. Sales Syabab Camp nih ceritanya.
Setelah basa-basi memperkenalkan diri dan juga memperkenalkan Syabab Camp akhirnya bisa ngobrol. Alhamdulillah dapat banyak wawasan tentang dunia per-steak-an.
Ngbrolin Dunia Kuliner
Menurut saya jualan steak itu adalah tipe bisnis yang bukan form follow function. Tapi adalah tipe bisnis menciptakan budaya baru. Oya ?
Iya, karena brand makan steak secara independen saya belum tau kecuali Kampung Steak ini. Apalagi dimulai dari 20 tahun yang lalu. Pastinya saat itu ngawali sendirian. Tidak ada temannya. Benar-benar dari ide baru.
Artinya juga ini adalah tentang menciptakan budaya baru bahwa makan steak di Kampung Steak.
Apalagi makanan pokok orang Indonesia kan bukan steak. Sementara makanan jajanannya sudah ada bakso dan mie. Jelas steak merupakan barang lain. Artinya deferensiasi yang belum banyak orang pikirkan. Dan tentu saja belum banyak orang berani bisnis ini.
Tantangan lain di bisnis ini ya tentu saja harga. Harganya tidak bisa murah. Lha wong bahan bakunya adalah daging. Daging kan emang tidak murah.
Dan daging disini biasanya daging asli, bukan campuran tepung kayak bakso, jadi susah diefisiensi. Mau gak mau harga juga kudu tidak boleh murah.
Sebuah keyakinan adalah kuncinya.
Jujur lho, menurut saya bahwa bisa bertahan selama ini lebih dari 20 tahun di tengah dunia bisnis makanan yang jelas sangat kenceng persaingannya dan juga sangat cepat, jelas tidak mudah bertahan di dalamnya. Banyak usaha makanan yang gulung tikar.
“Bahkan sekelas McD aja terus berinovasi kok.” begitu kata pak Jonet yang saya aminkan.
Jadi kuncinya di bisnis ini adalah terus berinovasi.
Selain itu permasalahan yang hampir selalu menaungi bisnis dunia kuliner seperti ini adalah tentang pegawai. Pegawai biasanya jarang yang bertahan lama. Keluar masuk pegawai sangat cepat.
Biasanya tidak lama bertahan, atau mungkin kerja di tempat seperti ini hanya dijadikan batu loncatan saja.
Bisnis resto makanan seperti ini harus memiliki SOP yang kuat untuk memecahkan permasalahan seperti itu. Itu yang coba dijalankan oleh pak Jonet.
"Selain itu juga kudu ada apresiasi buat yang bekerja lama. Bahkan ada yang sampai 12 tahun atau 16 tahun di saya. Ini yang kita apresiasi. Mereka inilah yang saya jadikan tim leader untuk pengembangan bisnis." terang Pak Jonet.
Beliau sudah membuat tim dari mereka-mereka yang loyal tersebut. Tim inilah yang digadang untuk jadi pionir. Jadi beliau sampai bela-belain bikin PT. Tujuannya adalah biar yakin dan semakin membara semangatnya.
Solusi E-Learning dan E-tools.
Saya sih menawarkan salah satu solusinya adalah e-learning ke pak Jonet.
Jadi gini, ketika kita berbisnis makanan, tentu kita lama-kelamaan jadi paham ilmunya. Jadi tahu masak yang cepat seperti apa, jadi tahu bikin steak yang tidak alot seperti apa. Dan lain sebagainya.
Nah, itu semua bisa dijadikan buku kan.
Namun permasalahannya, klo buku saja tentu kurang menarik. Belum lagi menjualnya, tentu sudah jadi pekerjaan yang merepotkan juga.
Nah, di jaman sekarang ya jadikan digital kemudian di database kan. Biasanya dalam bentuk text, image (desain) gambar petunjuk, dan juga video. Lalu jadikan e-learning. Sudah… klo ada yang ingin belajar tinggal dikasih username dan passwordnya.
“Menarik… menarik…” begitu tanggapan Pak Jonet saat itu.
Semoga bisa difollowupi.
E-learning (dan juga e-tools) ini sangat powerfull untuk melakukan efisiensi juga. Jadi semisal ada calon rekrutan karyawan baru yang mendaftar, maka kita tidak perlu menyampaikan dari nol. Cukup dia dikasih link ke e-learning kita kemudian suruh mempelajari sendiri.
Setelah paham baru dilanjutkan dengan eksekusinya, yakni live bekerja praktek langsung. InsyaAllah hal ini akan sangat mempercepat pekerjaan. Orang bekerja akan efisien karena 70 - 80 % sudah bisa dipahami sebelumnya.
Kitapun gak perlu capek-capek setiap saat harus mengulangi pelajaran ketika ada rekrutan baru. Kita cukup mengajarkan yang tidak bisa dijadikan tutorial saja.
Lebih jauh tentang e-learning bisa japri saya dibawah ini :
<< Tanya Lebih Lanjut >>
0895-3536-98866
Trik berbisnis Makanan Resto
Pak Jonet memberikan tips bagi kita yang ingin terjun di dunia kuliner ala resto begini adalah dengan 5P. Yakni : Product, Price, Place, Promotion, People.
Sebenarnya konsep 5P ini sudah sangat umum di dunia bisnis, hanya saya saja yang lupa mungkin. Dah lama belajarnya sih. Lagian semi ndableg wkwkwk…
Jadi intinya bahwa di dunia bisnis makanan ini kelimanya harus ditekankan beneran.
Secara tempat, kita mau gak mau harus cari tempat yang bagus. Dan sewa tempat ini tidak murah pastinya karena lokasi yang bagus tersebut.
“Ini saja sewa awalnya 100 juta sekarang sudah 150 juta..” pak Jonet menginformasikan ke saya.
Waow, emezing. Saya kontrak rumah cuman 15 juta itupun nawar dan belum lunas lagi, wkwkwk….
“Selain itu juga Promotion. Kita sekarang mulai menggencarkan promosi lewat sosial media. Namun demikian layanan juga kudu bagus.
Percuma kita genjot promosi menarik klo pelayanan gak bagus. Misal dagingnya alot. Ya orang gak akan kembali… “, terang pak Jonet.
Saya manggut-manggut. Jelas ini ilmu yang bagus untuk diterapkan nantinya. Sekalipun saya bukan orang kuliner tapi layanan seperti ini patut juga saya terapkan donk.
Tentang Syabab Camp
Akhirnya kita sampai pada sesi membicarakan Syabab Camp, dagangan saya yang sesungguhnnya hehe… Horeee….
Saya sampaikan bahwa Syabab Camp adalah komunitas pembelajaran di dunia IT dan konten digital. Bahwa ini sifatnya masih informal, tapi jelas visi kita adalah bahwa Syabab Camp harus kita besarkan. Ya buat amal jariyah donk.
Saya berencana untuk meng-e-learning-kan Syabab Camp ini. Sehingga dari sana nanti bisa kita duplikasi ke masjid-masjid dan sentra-sentra kegiatan aktifitas muslim.
“Dengan demikian kita bisa menjangkau lebih luas lagi teman-teman yang ingin belajar. Masjid harus bisa menjadi sentra pionir perubahan zaman ini.” demikian saya mencoba menerangkan ke Pak Jonet.
Alhamdulillah singkat cerita beliaunya tertarik. Dan berjanji ke saya untuk membawa proposal saya ke rapat. Sekali lagi alhamdulillah, semoga ada kerjasama yang bisa dibuat.
Demikian sekilas oleh-oleh saya berjumpa dengan pak Jonet. Semoga membawa manfaat bagi kita semua.
Tentu banyak yang terlewat yang tidak bisa saya tuliskan karena keterbatasan kemampuan tulis saya dan mungkin ingatan saya juga hehe.
Namun dari yang sedikit ini semoga bisa menjadi dokumentasi ilmu dan juga manfaat bagi para pembaca sekalian.
Mari bergabung menjadi Companion Syabab Camp
<< Tanya Lebih Lanjut >>
0895-3536-98866