Dalam diri seorang muslim selain harus paham dasar-dasar agamanya, mengetahui mana yang wajib harus dia jalankan dari agamanya, dia juga harus paham bagaimana menghidupi dirinya, keluarganya
Dalam diri seorang muslim selain harus paham dasar-dasar agamanya, mengetahui mana yang wajib harus dia jalankan dari agamanya, dia juga harus paham bagaimana menghidupi dirinya, keluarganya (seperti istri, anak, dan juga orang-orang yang berada di bawah tanggungannya seperti ibu atau bapak yang sudah tua yang sudah tidak sanggup bekerja dan juga saudara perempuannya).
Setelah itu seorang muslim juga harus paham bahwa dirinya memiliki tanggung jawab sosial walaupun dalam hal ini hukumnya berbeda-beda mulai wajib, sunnah, dan mubah, tergantung kemampuan yang dia miliki.
Intinya adalah bahwa keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia pada seorang muslim maknanya adalah bahwa seorang muslim harus paham agamanya dan juga paham bagaimana menghidupi dirinya dan tanggungannya.
Tentunya seseorang yang yang bukan ulama atau bukan Ustadz yang pengetahuan agamanya sekedar yang wajib-wajib atau sunnah yang harus ditunaikan oleh dirinya sepanjang Hidup, dia juga harus bisa menghidupi dirinya dan orang-orang yang berada di bawah tanggungannya. Kedua poin ini harus seimbang.
Tidak boleh seorang muslim hanya berpijak pada salah satu.
Yang dimaksud disini adalah tentunya orang muslim awam bukan ulama atau bukan ustadz. Kalau dia seorang ulama atau ustadz yang memang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengajar dan melakukan kegiatan penelitian keilmuan agama, tentunya dia mendapatkan sokongan gaji dari pihak-pihak terkait seperti pemerintah atau Pihak swasta yang memang menggaji dia untuk itu. Jadi yang seperti ini bukan yang masuk pembahasan.
Di Syabab Camp kita berupaya dalam materi-materinya adanya keseimbangan antara pengetahuan agama dengan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola bakat dan minat dirinya menjadi income.
Di Syabab Camp, anak-anak sudah sejak awal masuk langsung diarahkan ke project yang harus ditekuni selama kegiatan belajar di Syabab Camp.
Selain kita upayakan setiap pekannya setidaknya ada 2 kali kajian yang mengajarkan tentang dasar-dasar kewajiban dia sebagai Muslim, juga setiap harinya selalu kita lakukan kegiatan amalan praktek ibadah langsung kewajiban agama seperti misalnya shalat jamaah ke masjid.
Selain itu juga ada kegiatan membaca Alquran setiap pagi ketika akan memulai pembelajaran. Bagi mereka yang belum bisa membaca Alquran atau yang masih terbata-bata, diharapkan begitu lulus dari Syabab Camp Bisa membaca Alquran dengan lancar.
Kedepan kita berharap di materi e-learning yang sedang kita susun saat ini, kita harus ada materi pembelajaran pengetahuan dasar-dasar agama Islam. Tentunya dimulai dari aqidah dan ibadah terutama yang wajib-wajib bagi pribadi masing-masing.
Baru setelah paham tentang hal-hal yang wajib tersebut bisa ditambahkan yang sunnah-sunnah yang relevan yang bisa dikerjakan.
Dalam hal ini bukan hanya pengetahuan tentang amalan yang sifatnya fisik tapi juga jauh lebih penting adalah amalan yang sifatnya hati, yakni aqidah yang benar sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan telah dipraktekkan oleh para sahabatnya.
Namun untuk menggapai cita-cita yang kita canangkan tersebut tentunya memerlukan waktu. Pekerjaan yang banyak dengan target-target nya yang juga begitu banyak sangat memerlukan pengelolaan yang yang tepat dari sisi manajemen pengerjaan dan support dukungan baik moril maupun materil dari anda semuanya.
Banyak project-project yang membutuhkan pendanaan. Seperti misalnya penyusunan kurikulum e-learning ini juga membutuhkan pendanaan untuk mereka yang yang menyusunnya.
Kemudian untuk software-software dan website juga membutuhkan. Bahkan untuk operasional mendatangi calon-calon donatur juga membutuhkan dana.
Alhamdulillah Syabab Camp di awal-awal ini yang masih dengan sumber daya dan dana seadanya, telah banyak mendapatkan dukungan.
Di antaranya adalah sumbangan dalam bentuk digital seperti software dan website dari Amanah Solution. Bisa dipakai dulu. Adapun Untuk pembayarannya ya nanti kalau sudah ada budget. Kalau ndak ada ya ndak masalah.
Keseimbangan antara pemahaman ilmu agama dan ilmu dunia juga bisa dimaknai sebagai keterkaitan satu sama lain antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Karena pada dasarnya ilmu dunia dan ilmu agama itu tidak bisa dipisah-pisahkan.
Sebagai contoh misalnya ketika kita bermuamalah dagang dengan seseorang ada rambu-rambu syariat yang harus dipegang erat.
Seperti misalnya jangan bertransaksi dengan cara transaksi riba. Tentu ilmu riba ini harus di pelajari juga biar aman dari dosa. Apalagi riba adalah dosa yang sangat besar. Lebih-lebih lagi wajibnya mempelajarinya.
Contoh lain : ketika kita misalnya menyukai seseorang lain jenis maka tidak boleh langsung sosor begitu saja. Ada rambu-rambu agama yang harus ditaati bagaimana mendapatkan lawan jenis tersebut agar tidak terjerumus pada dosa.
Sementara itu sebaliknya, juga teramat banyak amalan-amalan yang merupakan bagian dari ibadah yang membutuhkan dunia.
Walaupun amalan-amalan tersebut sifatnya ada ‘ilat-nya. Disini maksudnya illat adalah penghalang. Jadi ketika seseorang terhalang oleh ketidakmampuanya dalam menyediakan syarat sebuah amalan, maka amalat tersebut kewajibannya gugur darinya.
Amalan yang membutuhkan dunia/ uang tersebut misalnya sedekah, berangkat haji, mendirikan sekolah, aqiqoh dan yang lainnya. Bahkan sampai dengan shalat pun membutuhkan dana untuk membeli baju yang bersih dan suci yang khusus untuk shalat ini.
Jadi antara ilmu agama dengan ilmu dunia selalu ada kesinambungan dan keselarasan satu dengan yang lain. Tidak bisa dipisah keduanya.
Bayangkan jika seseorang hanya paham ilmu mencari dunia tapi dia tidak paham sama sekali tentang agama dan keimanan.
Apalagi orang-orang yang tidak mengimani adanya Hari pembalasan. Apalagi orang-orang yang berpemahaman bahwa setelah kita mati habis perkara semuanya tidak ada pertanggungjawaban.
Bagaimana coba ? Pastinya dia akan berbuat seenaknya udel-nya sendiri. Jika dia memiliki kekuatan dan kekuasaan tentu sangat berbahaya sekali orang yang memiliki aqidah seperti ini.
Bayangkan juga sebaliknya jika orang awam yang paham agama tapi tidak paham cara mencari dunia. Dia akan insecure. Dia akan kurang percaya diri di masyarakat karena masih membutuhkan pemberian dari masyarakat.
Ya walaupun tipe orang kedua ini tentu masih jauh lebih baik daripada golongan orang yang pertama. Tapi tetap saja ada sesuatu yang miss pada dirinya. Seperti ada puzzle yang belum terpasang.
Dan itulah target dari Syabab Camp yang utama saat ini. Yakni memasang puzzle yang kosong yang harus diisikan pada diri mereka mereka yang hanif tersebut.
Jadi intinya mereka yang bergabung dengan Syabab Camp dipahamkan dulu agama agar menjadi pribadi-pribadi yang hanif setelah itu tentunya juga diimbangi dengan menanamkan puzzle yang kosong tadi. Keduanya dijalankan secara beriringan.
Semoga Syabab Camp bisa istiqomah untuk menjaga keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia.
<< Tanya Lebih Lanjut >>
0895-3536-98866